Indonesia merupakan
negara yang kaya dengan sumberdaya pesisirnya, dimana pesisir
merupakan wilayah peralihan dan interaksi antara ekosistem darat dan laut.
Wilayah pesisir sangat kaya akan sumberdaya alam yang disebut sumberdaya
pesisir. Sumberdaya pesisir terdiri dari sumberdaya hayati dan non hayati,
dimana unsur hayati terdiri atas ikan, mangrove, terumbu karang, padang lamun
dan biota laut lain beserta ekosistemnya, sedangkan unsur non-hayati terdiri
dari sumberdaya mineral dan abiotik lain di lahan pesisir, permukaan air, di
kolom air, dan di dasar laut. Sumberdaya pesisir tersebut
mempunyai keunggulan komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan
beraneka ragam. Contohnya padang lamun, apa itu padang lamun? Bagaimana karakteristik
padang lamun?
Sumber
: www.terangi.or.id
Lamun merupakan
tumbuhan dengan karakteristik berpembuluh (vascular plant), dan jelas memiliki
akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Jika dilihat bentuk dari
tumbuhan lamun ini sama seperti rumput yang ada di daratan, namun berbeda
karena lamun mampu hidup di perairan laut yang mengandung garam. Kita
biasa menemukan tumbuhan lamun di dekat pantai, di perairan laut yang dangkal,
yang dasarnya berpasir. Mengapa? Oleh karena tumbuhan lamun
memerlukan intensitas cahaya matahari yang tinggi untuk berfotosintes.
Pasir yang biasa kita lihat menutupi dasaran padang lamun sesungguhnya
adalah tumpukan pasir yang terbawa arus kemudian terperangkap di padang lamun.
Hasilnya, dasaran padang lamun umumnya berupa dasaran berpasir. Jadi, dapat di
rangkum tumbuhan lamun dapat hidup pada habitat dengan ciri-ciri ekologis sebagai
berikut:
1. Perairan
pantai yang landau
2. Batas
terendah daerah pasut dekat mangrove atau terumbu karang
3. Mampu
hidup sampai kedalaman 30 m di perairan tenang dan terlindung
4. Tergantung
pada kualitas cahaya matahari yang masuk ke perairan
5. Mampu
hidup di perairan dengan salinitas tinggi
6. Mempunyai
sistem perakaran yang berkembang biak
7. Proses
metabolism berjalan optimal jika keseluruhan terendam air
Selain itu, ada beberapa faktor lingkungan yang
mempengaruhi tumbuhnya lamun, diantaranya sebagai berikut:
1. Cahaya,
untuk berfotosintesis
2. Suhu
yang optimal
3. Salinitas
yang optimal
4. Pada
daerah yang mengandung lumpur/pasir kurang optimal karena kejernihan terkait
penetrasi cahaya
5. Arus,
berpengaruh terhadap produktivitas padang lamun
6. Substrat,
sebagai pelindung tanaman dari arus laut dan tempat pengolahan dan pemasok
nutrient
Sumber
: richocean.wordpress.com
Tumbuhan lamun memiliki banyak peran penting, salah satunya tumbuhan lamun
berperan sebagai penyaring sedimen yang berasal dari daratan. Masukan dari air
sungai membawa sedimen yang berasal dari daratan. Padang lamun menyaring dan
mengikat sedimen dari masukan tersebut sehingga dapat mengurangi dampak
terhadap ekosisten terumbu karang. Selain itu, akar lamun juga ikut memberikan
peran dalam menstabilkan dasar sedimen. Secara umum peranan padang lamun atau seagrass dapat diringkas sebagai
berikut:
1.
Penyedia habitat untuk hewan laut termasuk ikan
2.
Penstabil lapisan pasir dan mengurangi erosi
3.
Membantu dalam mengurangi energi gelombang dan melindungi dari
kerusakan yang diakibatkan oleh badai terhadap pantai
4.
Ditemukan jauh dari habitat mangrove sehingga berfungsi dalam
melindungi juvenil ikan dan udang
5.
Berperan sebagai dasar dari rantai makanan di perairan
(mengkonversi cahaya menjadi energi)
6.
Akarnya menjadi perangkap sedimen dan detritus organik
7.
Menyediakan permukaan yang stabil untuk kolonisasi epipit (alga)
8.
Menyediakan habitat untuk ephiphytegrazers (zooplankton dan ikan)
9.
Berkontribusi dalam rantai makanan detritus
10. Berkontribusi dalam
penambat dan siklus nutrien
Sumber
: kedaihijau.wordpress.com
Kerusakan sumberdaya pesisir tidak hanya terjadi pada terumbu
karang dan mangrove saja. Tumbuhan lamun juga mengalami kerusakan karena ekosistem
lamun merupakan salah satu ekosistem di perairan yang cukup rentan terhadap
perubahan yang terjadi, sehingga mudah mengalami kerusakan. Karena pentingnya
manfaat tumbuhan lamun tak banyak dipahami, maka banyak padang lamun yang rusak
oleh berbagai aktivitas manusia.
Luas total padang lamun di Indonesia semula diperkirakan 30.000 km2, tetapi diperkirakan kini telah menyusut sebanyak
30 – 40 %. Menyusutnya luas total padang lamun menunjukkan status dari
ekosistem padang lamun ini di Indonesia wajib konservasi dan segera dilakukan
pelestarian. Kerusakan lamun juga dapat disebabkan oleh natural stress dan
anthrogenik stress. Kerusakan-kerusakan ekosistem lamun yang disebabkan oleh
natural stress biasanya disebabkan oleh gunung meletus, tsunami, kompetisi dan
predasi. Sedangkan anthrogenik stress bisa disebabkan :
- Perubahan fungsi pantai untuk
pelabuhan atau dermaga.
- Eutrofikasi (Blooming mikro
alga dapat menutupi lamun dalam memperoleh sinar matahari).
- Aquakultur (pembabatan dari
hutan mangrove untuk tambak memupuk tambak).
- Water polution (logam berat dan
minyak).
- Over fishing (pengambilan ikan
yang berlebihan dan cara penangkapannya yang merusak).
Sumber :
Bahan kuliah Pengelolaan Wilayah Pesisir “Ekosistem Pesisir serta Sumberdaya Wilayah
Pesisir.pdf” oleh I Made Andi Arsana
http://www.terangi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=141%3Apadang-lamun&catid=72%3Asains&Itemid=52&lang=id
http://geoenviron.blogspot.com/2013/03/padang-lamun.html
No comments:
Post a Comment