Sunday, May 31, 2015

Manfaat Teknologi Penginderaan Jauh dan SIG dalam Pengolahan Wilayah Pesisir

   Negara Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia. Total luas wilayah laut Indonesia 5,9 juta km2, terdiri atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif (UNCLOS 1982), luas tersebut belum termasuk landas kontinen. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil yang jumlahnya kurang lebih 17.504 pulau. Tiga perempat wilayahnya adalah laut, dengan panjang garis pantai 95.161 km, terpanjang kedua setelah Kanada. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia (Lasabuda, 2013).
   Indonesia memiliki wilayah yang didominasi oleh perairan atau laut dan ribuan kepulauan yang berjajar dan bertaburan di dalamnya, untuk itu dalam melakukan maksimalisasi pembangunan sektor kelautan dan penguatan sistem ketahanan negara maritim perlu perencanaan dan pengembangan wilayah yang terpadu. Pembangunan sektor kelautan negara maritim Indonesia ditujukan untuk mencapai kemakmuran dan perdamaian masyarakat Indonesia secara merata, yang secara tidak langsung ikut andil pula dalam kemakmuran masyarakat dunia. Karena, keberhasilan pembangunan di dalamnya sangat ditentukan ketahanan yang dimiliki salah satunya pertahanan laut.
   Luasnya wilayah laut dan jangkauan wilayah pesisir Indonesia tentu memiliki tantangan tersendiri, dibutuhkan waktu yang cukup lama dan tenaga yang tidak sedikit untuk mengetahui potensi yang ada di dalamnya. Namun dengan berkembangnya teknologi Penginderaan Jauh dan komputerisasi SIG telah memberikan pencerahan untuk kemudahan perencanaan dan pengembangan wilayah perairan di Indonesia. Informasi mengenai obyek yang terdapat pada suatu lokasi di permukaan bumi diambil dengan menggunakan sensor satelit, kemudian sesuai dengan tujuan kegiatan yang akan dilakukan, informasi mengenai obyek tersebut diolah, dianalisa, diinterpretasikan dan disajikan dalam bentuk informasi spasial dan peta tematik tata ruang dengan menggunakan SIG.
sumber : sellquickbird.wordpress.com

   Di Indonesia pemanfaatan Penginderaan Jauh dan SIG untuk analisis dan kajian wilayah pesisir dan lautan telah banyak dilakukan oleh Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), maupun para akademisi perguruan tinggi yang menggeluti dibidang pemetaan dan optimalisasi pemanfaatan pesisir dan kelautan. Untuk itu sangat diperlukan pengarsipan hasil-hasil penemuan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut, agar mudah penerapannya dikemudian hari, dan karya tulis ini hadir untuk mengarsipkan dan mengulasan kembali beberapa temuan pemanfaatan teknologi Penginderan Jauh dan SIG bagi pembangunan sektor kelautan dan pembangunan sistem ketahanan negara maritim.
   Pemanfaatan sumberdaya pesisir dan kelautan tersebut belum optimal dikarenakan ketidaktauan akan potensi dari masing-masing pulau yang dimiliki Indonesia, dengan hadirnya Penginderaan Jauh dan SIG diharapkan mampu membantu mengenali potensi yang ada. Berikut ini merupakan manfaat penggunaan teknologi penginderaan jauh dan SIG :
1.       Pemetaaan, Identifikasi dan inventarisasi Sumberdaya Pesisir dan Laut
2.       Kesesuaian Pemanfaatan Pesisir dan Pengembangan Budidaya Laut
             a.       Keramba jaring tangkap dan Rumput Laut
             b.   Budidaya Kerang Mutiara
             c.       Tambak
             d.      Wisata Bahari
             e.      Zonasi Jalur Penangkapan Ikan
3.       Monitoring Ekosistem Pesisir dan Laut
             a.       Monitoring Hutan Mangrove
             b.      Monitoring Terumbu Karang  
             c.       Monitoring Padang Lamun
4.       Pengembangan Sistem Pertahanan Negara Maritim

   Oleh karena itu dengan adanya Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jauh dan SIG telah banyak digunakan dalam analisis dan kajian terkait dengan pembangunan sektor kelautan dan masih perlu pengembangan untuk penerapan sistem pertahanan negara maritim. Selain itu, Pembangunan sektor kelautan dengan Penginderaan Jauh dan SIG banyak dimanfaatkan untuk pemetaan, identifikasi dan inventarisasi sumberdaya pesisir dan laut yang ditujukan untuk kesesuaian pemanfaatan pesisir dan pengembangan budidaya laut serta untuk memudahkan dalam monitoring ekosistem pesisir dan lautan. Pengembangan Penginderaan Jauh dan SIG untuk pengembangan sistem pertahanan negara maritim dapat memanfaatkan ZPPI sebagai zona yang berpotensi terjadinya illegal fishing, dan pemantauan pangkalan angkatan laut serta kondisi pulau-pulau terluar milik negara. Banyaknya penelitian pesisir dan kelautan yang memanfaatkan Penginderaan Jauh dan SIG telah menandakan bahwa negara Indonesia memiliki pakar-pakar yang handal dalam kemaritiman, untuk itu perlu aplikasi nyata dari hasil penelitian-penelitian tersebut dalam bentuk kegiatan yang aplikatif bagi masyarakat.

Referensi
PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM PEMBANGUNAN SEKTOR KELAUTAN SERTA PENGEMBANGAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA MARITIM.pdf oleh Sakinah Fathrunnadi Shalihati

https://mbojo.wordpress.com/2008/12/24/perencanaan-pengelolaan-wilayah-pesisir-dengan-memanfaatkan-sistem-informasi-geografi-dan-data-penginderaan-jauh/

Sunday, May 24, 2015

PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia karena  Indonesia memiliki ribuan pulau yang tersebar dalam gugusan pulau besar maupun pulau kecil yang terhubung oleh berbagai selat dan laut.  Saat ini pulau yang terdaftar dan berkoordinat berjumlah sekitar 13.466 pulau.

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_di_Indonesia

Gugusan pulau besar ataupun pulau kecil memiliki potensi sumber daya alam yang tinggi dan dapat membantu Indonesia dalam bidang perekonomian. Selain itu juga memiliki potensi yang tinggi dalam bidang pariwisata akan keindahan alam yang dimilikinya. Kali ini, saya akan membahas salah satu pulau kecil yang ada di Indonesia yaitu Pulau Enggano. Apakah anda pernah mendengar nama pulau tersebut? Pulau Enggano? Sebenarnya, di mana letak pulau tersebut di Indonesia?

id.wikipedia.org 

Secara geografis Pulau Enggano terletak pada koordinat 05o31’13” S dan 102 o16’00” T. Pulau Enggano merupakan salah satu pulau terluar berpenduduk yang terletak di provinsi Bengkulu. Pulau ini memiliki pantai berpasir putih dan ditumbuhi tanaman kelapa dan tanaman perdu. Jumlah penduduk Pulau Enggano ini tercatat kurang lebih 2.760 jiwa. Mata pencaharian penduduk tersebut adalah nelayan dan petani. Bagaimana cara untuk menuju Pulau Enggano? Akses menuju pulau ini cukup mudah yaitu dari provinsi Bengkulu menuju Pelabuhan Bai kemudian menggunakan kapal feri yang beroperasi seminggu dua kali.


Apa saja potensi SDA yang dimiliki oleh pulau ini? Pulau Enggano memiliki terumbu karang yang sangat indah, akan tetapi sekarang terumbu karang tersebut dalam kondisi yang memprihatinkan dikarenakan bencana alam tektonik pada tahun 2000. Selain itu, Pulau Enggano juga memiliki hutan mangrove dengan ketebalan 50-1500 meter dengan kondisi relative masih utuh karena belum banyak mendapat intervensi atau pemanfaatan dari luar. Ekosistem lamun di pulau ini hanya terdapat di dua lokasi yaitu di perairan Kana dan di Pelabuhan Kahyapu. Perlu diketahui juga bahwa potensi perikanan laut di pulau ini cukup besar. Jenis-jenis ikan kualitas ekspor tertangkap di perairan Enggano, seperti ikan tuna, kerapu, tenggiri, tongkol, kakap, gebur dan lain-lain.

Ya, penjelasan di atas merupakan penjelasan singkat mengenai Pulau Enggano. Mungkin, Pulau Enggano merupakan salah satu pulau kecil yang belum banyak diketahui orang. Masih banyak pulau-pulau kecil lainnya di Indonesia ini yang belum terjamahi. Hal yang terpenting adalah wilayah dengan jumlah ribuan pulau tersebut adalah masuk ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa Indonesia berbatasan dengan 10 (sepuluh) negara tetangga.  Batas tersebut ada pada 92 pulau terluar yang perlu dijaga dan dikelola dengan baik, karena pulau-pulau tersebut digunakan untuk menentukan garis pangkal batas wilayah negara Indonesia dengan negara lain. Maka dari itu, perlu pengelolaan pulau-pulau kecil tersebut secara terpadu dan optimal agar Indonesia dapat menyelamatkan dan menikmati potensi dari pualu-pulau tersebut dalam semua bidang yang terkait. 

Referensi